Relevansi Pedagogy, Andragogy, dan Heutagogy dalam training Senior Course HMI


 Oleh: Andi Maulana

Peserta Senior Course HMI Cabang Mempawah 10 - 16 Mei 2025

Dalam proses pendidikan dan pelatihan, pemilihan metode yang tepat menjadi kunci utama keberhasilan dalam mentransfer pengetahuan dan nilai-nilai. Pedagogy, andragogy, dan heutagogy merupakan ilmu yang mengklasifikasikan serta menjadi dasar dalam pemilihan metode penyampaian pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik atau peserta pelatihan. Ketiganya memiliki pendekatan yang berbeda dalam membangun interaksi antara fasilitator dan peserta.

1. Pedagogy

Pedagogi berasal dari kata Yunani "paidagogos", yang berarti "pendamping anak". Dalam konteks pendidikan, pedagogi mengacu pada pendekatan tradisional dalam mengajar anak-anak. Dalam pendekatan ini, peran pendidik sangat dominan sebagai pusat sumber informasi, sementara peserta didik diposisikan sebagai penerima pasif. Pendekatan ini biasa digunakan dalam pendidikan dasar hingga menengah.

Ciri utama pendekatan pedagogi antara lain:

- Guru atau fasilitator menentukan apa yang harus dipelajari.

- Pembelajaran bersifat instruksional dan terstruktur.

- Motivasi peserta cenderung berasal dari luar diri (eksternal).

2. Andragogy

Andragogi adalah pendekatan yang digunakan dalam pendidikan orang dewasa. Istilah ini dipopulerkan oleh Malcolm Knowles. Dalam andragogi, peserta dianggap sebagai individu yang telah memiliki pengalaman dan kemampuan belajar mandiri. Peran fasilitator adalah sebagai pendamping dan pembimbing, bukan sebagai satu-satunya sumber pengetahuan.

Karakteristik utama andragogi:

- Pembelajar memiliki motivasi internal untuk belajar.

- Pengalaman hidup menjadi sumber belajar yang penting.

- Fokus pada pemecahan masalah dan relevansi praktis.

3. Heutagogy

Heutagogi merupakan pendekatan terbaru yang berorientasi pada pembelajaran yang ditentukan sendiri oleh peserta. Konsep ini diperkenalkan oleh Stewart Hase dan Chris Kenyon pada awal tahun 2000-an. Heutagogi sangat cocok diterapkan dalam konteks pelatihan kepemimpinan, seperti di HMI, di mana peserta dituntut untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat yang mandiri, reflektif, dan kritis.

Ciri-ciri utama heutagogy:

- Peserta menentukan tujuan dan cara belajar mereka sendiri.

- Pembelajaran bersifat non-linear, terbuka, dan fleksibel.

- Menekankan kemampuan refleksi dan pembelajaran berbasis pengalaman.

Relevansi dalam Senior Course HMI

Dalam konteks pelatihan seperti Senior Course HMI, pendekatan andragogy dan heutagogy sangat relevan. Peserta senior course umumnya sudah memiliki pengalaman organisasi dan pemahaman dasar mengenai isu-isu kebangsaan, keislaman, dan ke-HMI-an. Oleh karena itu, pendekatan yang memberikan ruang bagi peserta untuk berdiskusi, mengeksplorasi gagasan, dan menentukan alur belajarnya sendiri sangat dianjurkan.

Kesimpulan

Pemahaman terhadap pedagogy, andragogy, dan heutagogy sangat penting bagi para kader HMI yang terlibat dalam proses kaderisasi. Dengan memahami pendekatan-pendekatan ini, kita dapat memilih metode pelatihan yang paling tepat dan efektif sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik peserta.

Sumber:

- Knowles, M. S. (1984). *The Adult Learner: A Neglected Species*.

- Hase, S., & Kenyon, C. (2000). *From Andragogy to Heutagogy*.

- Illeris, K. (2009). *Contemporary Theories of Learning*.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SEJARAH KE - BPL - AN HMI

Urgensi Pedoman Perkaderan dalam Training Senior Course