SEJARAH KE - BPL - AN HMI


Oleh: Andi Maulana

(Peserta Senior Course HMI Cabang Mempawah 10-16 Mei 2025) 


Pendahuluan

Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sebagai organisasi kader dan perjuangan memiliki mekanisme perkaderan yang sistematis dan terstruktur untuk melahirkan kader-kader berkualitas yang memiliki integritas, intelektualitas, dan spiritualitas. Dalam konteks tersebut, lahirlah suatu institusi khusus yang bertugas mengelola proses perkaderan, yakni Badan Pengelola Latihan (BPL). Materi mengenai sejarah ke-BPL-an menjadi sangat penting dalam setiap jenjang pelatihan HMI, termasuk dalam Senior Course, untuk memberikan pemahaman historis, fungsional, dan struktural mengenai lembaga ini.

Sejarah Lahirnya Badan Pengelola Latihan (BPL)

Lahirnya Badan Pengelola Latihan (BPL) tidak terlepas dari kebutuhan HMI untuk menjaga kualitas dan keberlanjutan proses perkaderan. Awalnya, pelatihan di HMI belum memiliki manajemen yang tersentralisasi dan terstandarisasi. Namun, seiring perkembangan zaman dan meningkatnya tantangan organisasi, dibutuhkan lembaga khusus yang mengelola seluruh proses pelatihan agar lebih terorganisir.

BPL pertama kali dibentuk pada Kongres HMI di Padang tahun 1986. Pembentukan ini merupakan respons terhadap perlunya pembenahan sistem pelatihan di tubuh HMI, yang sebelumnya dikelola oleh bidang kaderisasi di masing-masing cabang atau komisariat. BPL kemudian menjadi lembaga otonom yang bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan dan pengawasan seluruh pelatihan formal HMI dari Latihan Kader I (LK I), Latihan Kader II (LK II), hingga Latihan Kader III (LK III), termasuk Training of Trainer (TOT) dan Senior Course (SC).

Fungsi dan Tanggung Jawab BPL

BPL memiliki fungsi utama sebagai penyelenggara pelatihan formal di lingkungan HMI. Selain itu, BPL juga bertanggung jawab atas:

1. Menyusun kurikulum dan silabus pelatihan.

2. Menjamin kualitas pelaksanaan pelatihan sesuai standar nasional HMI.

3. Meningkatkan kompetensi instruktur dan fasilitator pelatihan.

4. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap hasil pelatihan.


Dengan adanya BPL, pelatihan di HMI menjadi lebih profesional, terukur, dan memiliki arah yang jelas dalam membentuk kader-kader yang mampu menjalankan peran sebagai kader umat dan kader bangsa.

Struktur dan Kedudukan BPL

Secara struktural, BPL berkoordinasi bidang PA (Pembinaan Anggota) PB HMI. Di tingkat cabang, BPL Cabang bertanggung jawab langsung kepada Ketua Umum HMI Cabang dan bekerja sama dengan bidang PA Cabang dalam hal pelaksanaan teknis pelatihan. Di tingkat nasional, terdapat BPL PB HMI yang mengatur kebijakan dan supervisi pelatihan di seluruh Indonesia.


BPL memiliki jajaran kepengurusan tersendiri, terdiri dari Ketua, Sekretaris, Bendahara, serta Anggota. Tiap anggota BPL adalah kader HMI yang telah mengikuti pelatihan formal minimal hingga tingkat LK II dan memiliki kemampuan dalam bidang pelatihan.

Pendapat Pribadi Penulis

Sebagai peserta Senior Course HMI Cabang Mempawah, saya Andi Maulana dari HMI Cabang Sambas, memahami bahwa lahirnya Badan Pengelola Latihan dalam Himpunan Mahasiswa Islam merupakan bagian dari upaya serius organisasi ini dalam menjaga kualitas dan kesinambungan regenerasi kader. BPL hadir sebagai institusi yang meneguhkan pentingnya sistem dan manajemen dalam proses kaderisasi, agar kader HMI tidak hanya banyak secara kuantitas, tetapi juga berkualitas dan memiliki kesadaran penuh akan fungsinya sebagai kader umat dan kader bangsa.

Penutup

Materi sejarah ke-BPL-an menjadi refleksi penting bagi setiap kader HMI, terutama dalam memahami bahwa sebuah sistem perkaderan yang kuat membutuhkan pengelolaan yang profesional dan berkelanjutan. BPL adalah simbol dari semangat transformasi HMI dalam menjaga integritas dan kualitas kaderisasi dari generasi ke generasi.

Sumber:

1. HMI. (1986). Dokumen Kongres HMI Padang. PB HMI.

2. HMI. (2020). Pedoman Perkaderan HMI. PB HMI.

3. Tim Penulis BPL. (2022). Sejarah dan Peran Strategis BPL dalam Perkaderan HMI. Jakarta: PB HMI.

4. Wawancara dengan peserta Senior Course (SC) HMI, 2025.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Urgensi Pedoman Perkaderan dalam Training Senior Course

Relevansi Pedagogy, Andragogy, dan Heutagogy dalam training Senior Course HMI